BELAJAR SAMBIL BERMAIN

JANGAN SIA-SIAKAN WAKTU ANDA, SELAGI MASIH ADA WAKTU

Kamis, 18 Oktober 2012

STORY BOARD , RENCANA PEMBUATAN MEDIA BELAJAR IPA SD KELAS VI ( MATERI AJAR TATA SURYA )

KELOMPOK :
1. FAJAR ESTI KUNCORO ( 110005069 )
2. DAYUKIRANA ESTHI W. ( 11005087 )
3. DANI KHAIRUNISAH ( 11005089 )
4. NANDAR WIDORAHMANTO ( 11005067 )
5. HERMI PUSPITA NEGARI ( 11005082 )
6. DWI PRASETYO ( 11005075 )
STORY BOARD, Rencana pembuatan media pembelajaran flash player kels VI SD materi ajar Tata Surya.


Permainan Flash kelompok kami dimulai dengan slide/layer awal berupa tampilan keseluruhan gambar tata surya, yang apabila dipilih salah satu objeknya akan tampil deskripsi tentang objek tersebut.


Misalnya, kita memilih tombol (gambar matahari ), maka semua tentang matahari akan kami minculkan, di dalamnya kami juga memasukan game atau permainan yang berupa pertanyaan pertanyaan seputar objek yang dipilih, semisal matahari.


layer merkurius
begitu selanjutnya sama pada masing masing planet dan anggota tata surya lainnya.
sekian.

http://fajarvector.blogspot.com/ 

REFLEKSI MINGGU KE 5

minggu ke 5 ini membahas tentang  pembuatan story board untuk media pembelajaran,
materi yang kita akan kembangkan yaitu tata surya.
masalahnya yaitu keterbatasan waktu dalam pertemuan, dan harus di lanjutkan di rumah.
harapanya semoga pembuatan story board ini akan berjalan dengan lancar.

Kamis, 11 Oktober 2012

tugas kelompok minggu ke -4



Nama Kelompok :
  • Dani Khairunisah             (11005089)
  • Dayukirana E.                (11005087)
  • Hermi Puspita Negari       (11005082)
  • Dwi Prasetyo                     (11005075)
  • Nandar Widorahmanto     (11005067)
  • Fajar Esthi Kuncoro          (11005069)


Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran

Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan penilaian.
1.      Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa yang dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. Contoh jika kita mengharapkan siswa dapat melakukan sholat dengan baik dan benar, sementara mereka baru bisa takbir saja, maka perlu dilakukan latihan untuk ruku, sujud, dan seterusnya
2.      Merumuskan tujuan instruksional (Instuctional objective) dengan operasional dan khas.
.      a.  Tujuan instruksional harus berorientasi kepada siswa. Artinya tujuan instruksional itu benar-           benar harus menyatakan adanya prilaku siswa yang dapat dilakukan atau diperoleh setelah proses belajar dilakukan.
b.      Tujuan harus dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, artinya kata kerja itu menunjukkan suatu prilaku/perbuatan yang dapat diamati atau diukur.
hendaknya memiliki empat unsur pokok yang dapat kita akronimkan dalam ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree). Penjelasan dari masing-masing komponen tersebut sebagai berikut:
A =
Audience adalah menyebutkan sasaran/audien yang dijadikan sasaran pembelajaran
B =
Behavior adalah menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan atau yang dapat dilakukan setelah pembelajaran berlangsung
C =
Condition adalah menyebutkan  kondisi yang bagaimana atau dimana sasaran dapat mendemonstrasikan kemampuannya atau keterampilannya
D =
Degree  adalah menyebutkan batasan tingkatan minimal yang diharapkan dapat dicapai.
3.      Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya Tujuan
            Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan atau keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi yang disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses belajar mengajar tersebut
 4.        Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu sebelum naskah program ditulis. Dan alat pengukur ini harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan dari materi-materi pembelajaran yang disajikan. Bentuk alat pengukurnya bisa dengan tes, pengamatan, penugasan atau cheklist prilaku
5.      Menulis Naskah Media
Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media rancangan yang merupakan  penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah disusun secara baik seperti yang telah dijelaskan di atas.
 6.      Mengadakan Tes atau Uji Coba dan Revisi
Tes adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas dan kesesuaian media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program tersebut. Sesuatu program media yang oleh pembuatnya dianggap telah baik, tetapi bila program itu tidak menarik, atau sukar dipahami atau tidak merangsang proses belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program semacam ini tentu saja tidak dikatakan baik.

A. ASPEK PEMBELAJARAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek pembelajaran alah sebagai berikut :
1.       Rumusan judul
Kesan pertama sangat menentukan minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, sehingga judul sebiknya ditulis denngan semenarik mungkin.
2.       Rumusan tujuan pembelajaran
Dalam pembuatan bagian ini harus jelas agar peserta didik tidak bingung saat mengikuti pembelajaran dan dapat berkosentrasi dengan baik.
3.       Apersepsi
Seharusnya bagian ini difungsikan untuk membawa dunia mereka ke dunia kita.

Ø  Selanjutnya bagian inti dari media pembelajaran adalah sebagai berikut :
·         Uraian yang komunikatif
·         Contoh, analogi atau ilustrasi dan simulasi yang relevan dan konstektual
·         Latihan, tes, dan umpan balik secara kreatif
·         Interaktivitas
·         Pemilihan media yang relevan
·         Konsistensi media dengan tujuan pembelajaran 

B.PERANAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DALAM PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK
Agar komunikasi berjalan lancar berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan :
·         komunikatif
·         kreatif
·         sederhana
·         unity
·         penggambaran obyak dalam bentuk image yang presentatif
·         pemilihan warna yang sesuai
·         tipografi (font dan susunan huruf)
·         tata letak (lay-out)
·         navigasi (ikon)
ANALISIS KARAKTERISTIK SISWA
ü  Karakteristik Siswa : aspek-aspek atau karakteristik perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, gaya belajar, kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki (Hamzah B.Uno.2007)
ü  Manfaat analisis karakteristik Siswa :
1.    Guru dapat memperoleh tentang kemampuan siswa awal
2.    Guru dapat mengetahui tentang luas & jenis pengalaman belajar siswa.
3.    Guru dapat mengetahu latar belakang sosial & keluarga siswa.
4.    Guru dapat mengetahui tingkat pertumbuhan & perkembangan aspirasi dan kebutuhan siswa.
5.    Mengetahui tingkat penguasaan yang telah diperoleh siswa sebelumnya.
ü  Klasifikasi Karakteristik Siswa Berdasar Potensi
a.    Nativisme
b.    Empirisme
c.    Konvergensi
ü  Klasifikasi kecerdasan
·         >140 : Genius
·         130 – 139 : Sangat Pandai
·         120 – 129 : Pandai
·         110 – 119 : di atas Normal
·         90 – 109 : Normal
·         80 – 89 : di bawah Normal
·         70 – 79 : Bodoh
ü  Model Belajar Siswa
1.    Visual
2.    Auditori
3.    Kinestetik

         MERUMUSKAN TUJUAN KHUSUS YANG LENGKAP DAN CERMAT
Ada banyak sekali preskripsi untuk merumuskan tujuan khusus pengajaran. Sebagaian besar berpijak pada karya klasik Mager (1975) yang memasukkan 3 komponen utama dalam suatu rumusan tujuan: perilaku, kondisi, dan derajat (­kriteria) keberhasilan.
Instructional De­velopment Institute (IDI) menambahkan satu komponen yang perlu juga dispesifikasi da­lam rumusan tujuan, yaitu: sasaran (audi­ence).
Komponen kondisi dalam tujuan khusus pengajaran menyebutkan "sesuatu" yang secara khusus diberikan atau tidak diberikan ketika mahasiswa menam­pilkan perilaku yang ditetapkan dalam tujuan. Sesuatu yang dimaksud sebagai kondisi dalam tujuan khusus pengajaran bisa berupa:

(1) Bahan dan alat
(2) Informasi
(3) Lingkungan
Contoh berikut menyebutkan "ba­han" dan "alat" sebagai kondisi dalam rumusan tujuan khusus pen­gajaran: Diberikan kalkulator, mahasiswa dapat menghitung nilai rata-rata 25 skor.
DERAJAT KEBERHASILAN
                Penyebutan perilaku dalam suatu rumusan tujuan tidak lengkap tanpa deskripsi mengenai derajat keberhasilan penampilan perilaku yang dapat diterima. Rumusan tujuan "agar mahasiswa dapat mengetik", tidak mengandung makna dalam penetapan strategi pengajaran.
Definisi

                Derajat keberhasilan dalam suatu rumusan tujuan khusus mendeskripsikan perilaku apa (atau yang bagaimana) yang dapat diterima setelah mahasiswa mencapai tujuan.
                Derajat keberhasilan dikatakan lengkap apabila semua kri­teria yang relevan terungkapkan dalam rumusan tujuan khusus pengajaran. Ada 5 kriteria yang dapat digunakan untuk memenuhi maksud ini:

(1) Kecermatan
(2) Waktu (kecepatan)
(3) Kesesuaian dengan prosedur
(4) Kuantitas
(5) Kualitas hasil akhir

                Jadi, derajat keberhasilan dikatakan lengkap apabila per­syaratan mengenai kecermatan, kecepatan, kesesuaian dengan prosedur, dan kualitas hasil akhir yang sesuai dengan apa yang ditetapkan, disebutkan dalam rumusan tujuan ketika diperlukan.




refleksi minggu ke-4



saya mendapatkan tugas dan skenario pembelajaran yang baru. Skenario pembelajaran hari sangat menguji kerjasama dan managemen waktu yang baik. Dan hari ini saya harus mempresentasikan materi yang saya ringkas. Tugas yang baru untuk minggu ini telah menanti untuk segera diselesaikan. Tugas baru dengan tantangan yang baru pula. Setiap minggu tugas yang diberikan semakin tinggi tingkat kesulitannya. Yang pasti hari ini mendapatkan pembelajaran dan pemgalaman baru yang akan menjadi cerita di masa depan.

Kamis, 04 Oktober 2012

TEKNIK PEMILIHAN MEDIA

Alasan teoritis pemilihan media yaitu karena kedudukan media yang strategis untuk keberhasilan pembelajaran,didasari atas konsep pembelajaran sebagai sebuah sistem yang  didalamnya  terdapat  suatu  totalitas  yang terdiri  atas  sejumlah  komponen yang  saling  berkaitan untuk mencapai tujuan.

Analisis penyebab rendahnya hasil belajar dapat meninjau ketepatan  seluruh         komponen diantaranya  : mungkin keberhasilan ini disebabkan karena rumusan tujuan tidak sesuai  dengan  row  input  dan  kemampuan  awal  siswa “entery  behaviour  level”  siswa,  bisa  jadi  tujuan  yang ditetapkan tidak sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dalam kata lain terlalu  tinggi. Penyebab yang lain bisa dari   materi kurang sesuai dengan tujuan,terlalu kompleks, terlalu sulit sehingga tidak dikuasai sepenuhnya oleh siswa.

alasan praktis pemilihan media : a.  Demonstration :Dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek, kegunaan, cara mengoperasikan dan lain- lain.
b. Familiarity :Pengguna  media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan media, yaitu karena sudah  terbiasa menggunakan media tersebut, merasa  sudah menguasai media tersebut,jika menggunakan  media lain belum tentu bisa dan untuk mempelajarinya membutuhkan  waktu, tenaga dan biaya, sehingga secara terus menerus ia menggunakan media yang sama.
c. Clarity :Alasan ketiga ini mengapa guru menggunakan media         adalah         untuk lebih          memperjelas          pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih konkrit. 
d. Active Learning :Media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan oleh guru. Salah satu aspek yang harus diupayakan   oleh  guru  dalam  pembelajaran  adalah siswa harus berperan  secara aktif baik secara fisik, mental, dan emosional.